Selasa, Maret 10, 2009

Perempuan Harus Punya Penghasilan Sendiri

Sedari kecil, saya sudah diajari (baca: didoktrin) oleh Papi, begitu saya memanggil satu2nya laki laki dalam keluarga, yang menjabat sebagai kepala keluarga, bahwa perempuan itu harus mempunyai penghasilan sendiri. Dan doktrin itu diajarkan ketika saya masih kelas 2 SD, disaat saya baru bisa membaca dengan lancar, sudah dijejalkan pemahaman yang rumit untuk ukuran anak SD. Karena arahan itu diberikan ketika saya masih polos, belum terpolusi dengan pikiran2 yang lain maka dengan mudahnya doktrin itu terserap ke otak. Jadi bisa dibayangkan betapa menempelnya ajaran Papi di kepala saya hingga saat ini. Alhamdulillah.Menurut ajaran Papi, ada 2 alasan yang dapat disimpulkan: Penghasilan perempuan sebagai back up penghasilan suami bila keadaan buruk terjadi. Naudzubillahi mindzalik, pasti kita semua tidak ingin keadaan ini terjadi pada diri kita semua. Untuk kepentingan dan kebutuhan perempuan itu sendiri. Ini yang biasanya menjadi alasan perempuan bekerja. Iyalah, kan nggak enak kalau setiap mau shopping minta sama suami terus. He..he...
Nah, untuk memperoleh penghasilan itu ternyata ada banyak cara. Secara singkat, menurut saya, ada dua macam yaitu bekerja di kantor yang kemudian setiap bulannya menerima gaji dan bekerja di luar kantor. Dulu, saya menganggap bahwa cara memperoleh penghasilan itu selalu dari bekerja di kantor. Ternyata saya SALAH BESAR! Selain bekerja di kantor, ada banyak cara untuk memperoleh penghasilan yaitu dengan mendirikan usaha bisnis (business owner), bekerja sendiri (self employee) atau sebagai pemilik modal (investor). Dan cara2 ini biasanya malah menghasilan pendapatan yang lebih besar dari bekerja di kantor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar