Rabu, Maret 11, 2009

Tolong doakan Ibu ya, nak!

Ketika kita menghadap sang Khalik nanti hanya 3 hal yang dapat dibawa yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh. Itu selalu terngiang-ngiang dan muter di otak. Amal jariah dan ilmu yang bermanfaat itu tergantung kita yang menjalankan. Kalau ingin diberi nilai baik ya tinggal dijalankan sebaik2nya. Lha kalau doa anak sholeh? Ini bisa dibawa jika anak kita mau mendoakan...
Dulu ketika masih bekerja di kantor dimana situasi Jakarta yang mengharuskan berangkat pagi-pagi agar tepat waktu dan sampai di rumah ketika langit sudah gelap, sering muncul tanya dalam hati, apakah masih pantas minta didoakan oleh anak yang notabene lahir dari rahim saya? Walaupun semua ini juga dilakukan untuk kebaikan si anak juga, tak urung rasa "tidak pantas" itu tetap muncul juga. Bagaimana pantas minta didoakan apabila keseharian anak dilalui dengan pembantu, orang lain yang tidak ada hubungan darah dengan anak? Bagaimana pantas bila ketika berada dirumah, anak hanya mendapatkan yang tersisa. Ya, hanya sisa. Mulai dari waktu, tenaga, yang ada. Hanya sisa setelah waktu dan tenaga dihabiskan di luar rumah. Bagaimana mau mendapatkan quality time jika semua aktivitas di luar rumah sudah menyedot semua energi kita sehingga ketika anak minta ditemani main bola saja kita tak sanggup meladeninya karena kelelahan. Kini masa-masa itu sudah berlalu, Alhamdulillah. Kini, walaupun tidak 24 jam bersama, setidaknya kebersamaan itu makin sering seiring perpindahan lokasi kerja ke rumah karena mempunyai dua bisnis sendiri yang saling mendukung sehingga dengan percaya diri saya berujar, tolong doakan ibu ya nak. Duh, leganya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar